Senin, 17 Juni 2013

Mengapa Kehidupan Manusia Menuju Sekularisasi???


             Dalam hal ini saya mengambil sekularisasi dalam kehidupan dicontohkan dalam kehidupan bernegara.  Untuk penjelasan lebih lanjut dapat dilihat di bawah ini :

Sekularisme Dalam Kehidupan Bernegara
Dalam istilah politik, sekularisme adalah pergerakan menuju pemisahan antara agama dan pemerintahan. Hal ini dapat berupa hal seperti mengurangi keterikatan antara pemerintahan dan agama negara, menggantikan hukum keagamaan dengan hukum sipil, dan menghilangkan pembedaan yang tidak adil dengan dasar agama. Hal ini dikatakan menunjang demokrasi dengan melindungi hak-hak kalangan beragama minoritas.
Sekularisme, seringkali dikaitkan dengan Era Pencerahan di Eropa, dan memainkan peranan utama dalam perdaban barat. Prinsip utama Pemisahan gereja dan negara di Amerika Serikat, dan Laisisme di Perancis, didasarkan dari sekularisme.
Kebanyakan agama menerima hukum-hukum utama dari masyarakat yang demokratis namun mungkin masih akan mencoba untuk memengaruhi keputusan politik, meraih sebuah keistimewaan khusus atau. Aliran agama yang lebih fundamentalis menentang sekularisme. Penentangan yang paling kentara muncul dari Kristen Fundamentalis dan juga Islam Fundamentalis. Pada saat yang sama dukungan akan sekularisme datang dari minoritas keagamaan yang memandang sekularisme politik dalam pemerintahan sebagai hal yang penting untuk menjaga persamaan hak.
Negara-negara yang umumnya dikenal sebagai sekuler di antaranya adalah Kanada, India, Perancis, Turki, dan Korea Selatan, walaupun tidak ada dari negara ini yang bentuk pemerintahannya sama satu dengan yang lainnya.

Masyarakat Sekuler
Dalam kajian keagamaan, masyarakat dunia barat pada umumnya dianggap sebagai sekuler. Hal ini dikarenakan kebebasan beragama yang hampir penuh tanpa sanksi legal atau sosial, dan juga karena kepercayaan umum bahwa agama tidak menentukan keputusan politis. Tentu saja, pandangan moral yang muncul dari tradisi keagamaan tetap penting di dalam sebagian dari negara-negara ini.
Sekularisme juga dapat berarti ideologi sosial. Di sini kepercayaan keagamaan atau supranatural tidak dianggap sebagai kunci penting dalam memahami dunia, dan oleh karena itu dipisahkan dari masalah-masalah pemerintahan dan pengambilan keputusan.
Sekularisme tidak dengan sendirinya adalah Ateisme, banyak para Sekularis adalah seorang yang religius dan para Ateis yang menerima pengaruh dari agama dalam pemerintahan atau masyarakat. Sekularime adalah komponen penting dalam ideologi Humanisme Sekuler.
Beberapa masyarakat menjadi semakin sekuler secara alamiah sebagai akibat dari proses sosial alih-alih karena pengaruh gerakan sekuler, hal seperti ini dikenal sebagai Sekularisasi.

Alasan-Alasan Pendukungan Dan Penentangan Sekularisme
Pendukung sekularisme menyatakan bahwa meningkatnya pengaruh sekularisme dan menurunnya pengaruh agama di dalam negara tersekularisasi adalah hasil yang tak terelakkan dari pencerahan yang karenanya orang-orang mulai beralih kepada ilmu pengetahuan dan rasionalisme dan menjauh dari agama dan takhayul.
Penentang sekularisme melihat pandangan di atas sebagai arogan, mereka membantah bahwa pemerintaan sekuler menciptakan lebih banyak masalah dari pada menyelesaikannya, dan bahwa pemerintahan dengan etos keagamaan adalah lebih baik. Penentang dari golongan Kristiani juga menunjukkan bahwa negara Kristen dapat memberi lebih banyak kebebasan beragama daripada yang sekuler. Seperti contohnya, mereka menukil Norwegia, Islandia, Finlandia, dan Denmark, yang kesemuanya mempunyai hubungan konstitusional antara gereja dengan negara namun mereka juga dikenal lebih progresif dan liberal dibandingkan negara tanpa hubungan seperti itu. Seperti contohnya, Islandia adalah termasuk dari negara-negara pertama yang melegal kan aborsi, dan pemerintahan Finlandia menyediakan dana untuk pembangunan masjid.
Namun pendukung dari sekularisme juga menunjukkan bahwa negara-negara Skandinavia terlepas dari hubungan pemerintahannya dengan agama, secara sosial adalah termasuk negara yang palng sekuler di dunia, ditunjukkan dengan rendahnya persentase mereka yang menjunjung kepercayaan beragama.
Komentator modern mengkritik sekularisme dengan mengacaukannya sebagai sebuah ideologi antiagama, ateis, atau bahkan satanis. Kata Sekularisme itu sendiri biasanya dimengerti secara peyoratif oleh kalangan konservatif. Walaupun tujuan utama dari negara sekuler adalah untuk mencapai kenetralan di dalam agama, beberapa membantah bahwa hal ini juga menekan agama.
Beberapa filsafat politik seperti Marxisme, biasanya mendukung bahwasanya pengaruh agama di dalam negara dan masyarakat adalah hal yang negatif. Di dalam negara yang mempunyai kepercayaan seperti itu (seperti negara Blok Komunis), institusi keagamaan menjadi subjek di bawah negara sekuler. Kebebasan untuk beribadah dihalang-halangi dan dibatasi, dan ajaran gereja juga diawasi agar selalu sejalan dengan hukum sekuler atau bahkan filsafat umum yang resmi. Dalam demokrasi barat, diakui bahwa kebijakan seperti ini melanggar kebebasan beragama.
Beberapa sekularis menginginkan negara mendorong majunya agama (seperti pembebasan dari pajak, atau menyediakan dana untuk pendidikan dan pendermaan) tapi bersikeras agar negara tidak menetapkan sebuah agama sebagai agama negara, mewajibkan ketaatan beragama atau melegislasikan akaid. Pada masalah pajak Liberalisme klasik menyatakan bahwa negara tidak dapat "membebaskan" institusi beragama dari pajak karena pada dasarnya negara tidak mempunyai kewenangan untuk memajak atau mengatu agama. Hal ini mencerminkan pandangan bahwa kewenangan duniawi dan kewenangan beragama bekerja pada ranahnya sendiri-sendiri dan ketka mereka tumpang tindih seperti dalam isu nilai moral, kedua- duanya tidak boleh mengambil kewenangan namun hendaknya menawarkan sebuah kerangka yang dengannya masyarakat dapat bekerja tanpa menundukkan agama di bawah negara atau sebaliknya.

Jumat, 12 April 2013

Tugas ISBD



Masalah Laten Sosial
Masalah laten sosial (latent social problems) merupakan masalah sosial yang sebenarnya sudah ada, walaupun belum meluas, namun oleh sekelompok masyarakat ditutup-tutupi dan dianggap tidak ada. Masalah sosial ini sewaktu-waktu akan muncul menjadi masalah sosial manifes. Misalnya masalah konflik sosial yang disebabkan oleh suku, ras, agama, dan antar golongan, kebebasan hubungan seks di kalangan ramaja dan terorisme. Dimana Masalah sosial manifes (manifes social problems) merupakan masalah sosial yang timbul sebagai akibat terjadinya kepincangan-kepincangan dalam masyarakat. Kepincangan tersebut disebabkan karena tidak sesuainya dengan norma dan nilai masyarakat, sehingga anggota masyarakat melakukan penyimpangan (deviant behavior). Masyarakat pada umumnya tidak menyukai tindakan-tindakan menyimpang, sehingga berupaya untuk menghadapi dan mengatasi masalah sosial tersebut. Jadi masalah sosial manifes merupakan masalah sosial yang sudah ada dan terjadi.
Masalah laten sosial adalah masalah-masalah sosial yang ada dalam masyarakat tetapi tidak diakui sebagai masalah. Hal ini umumnya disebabkan karena ketidakberdayaan masyarakat untuk mengatasinya. Adapun contoh masalah sosial laten diantaranya korupsi, kemacetan lalulintas karena sering menurunkan dan menaikan penumpang dimana saja, bencana alam banjir yang disebabkan oleh masyarakat yang tidak sadar akan sampah karena sering membuang sampah sembarangan.
1.      Korupsi
Korupsi adalah suatu tindakan kriminalitas yang dilakukan seseorang atau kelompok untuk menguntungkan kelompok atau orang itu sendiri. Jelas korupsi menjadi permasalahan penting bagi negara kita, Indonesia. Karena memang kita sudah berfikir Si A tidak mungkin melakukan korupsi karena kelakuan baik sebelumnya, akhirnya ketika berkuasa tanpa sadar maupun sadar melakukannya.
Lalu timbul pertanyaan dalam benak saya, Apa Penyebab Korupsi? sejauh penelusuran  mungkin karena kita sejak kecil kurang terdidik untuk bersikap jujur, yang selalu meremehkan hal-hal kecil yang dampaknya bisa menjadi kebiasaan yang menimbulkan korupsi kecil maupun besar, tiap anak harus dididik sedisiplin mungkin maupun sejujur mungkin, karena hal ini lah yang akan memupuk Ia menjadi baik atau tidak kedepannya. Tentunya ini berkaitan dengan ilmu agama, karena setiap agama pasti mengajarkan kebaikan. Hal ini harus terus ditanamkan anak sejak kecil bahkan hingga dewasa, karena hanya orang-orang yang jauh dari agama yang melakukan korupsi dan banyak merugikan banyak orang.
Lalu bagaimana jika hal ini telah terjadi? Maka timbulah pertanyaan baru yaitu Bagaimana Cara Memberantas Korupsi? Yaa tentu saja kesadaran dalam diri masing. Beberapa dari mereka memberikan usul tentang Cara Memberantas Korupsi diantaranya :
  1. Negara China memberikan hukuman mati bagi mereka yang melakukan korupsi
  2. Negara Hongkong  ditahun 1974 karena mengetahui 99,9% anggota polisi dan Jaksa terlibat korupsi memecat seluruh polisi dan jaksa di negara tersebut
  3. Ada juga yang mengusulkan Terapkan hukum Islam, yaitu siapa yang korupsi potong tangan
  4. Yang saat ini dilakukan indonesia membuat tim anti korupsi KPK, dan lain sebagainya, dsb.
Dengan demikian orang yang melakukan korupsi tahu bahwa tindakan tersebut merupakan tindakan yang salah karena tindakan tersebut sudah dibuat menjadi kebiasaan masalah tersebut dianggap biasa dan tidak takut lagi terhadap hokum karena telah diabaikan oleh para koruptor sehingga menumbulkan masalah laten social demi kepentingan dan kepuasan diri sendiri.



2.        Kemacetan Lalulintas
Dalam situasi kemacetan bahwa begitu banyak yang tidak memungkinkan aturan itu. Sering mereka tidak menggunakan helm, menerobos lampu lalu lintas, menaikan dan menurunkan penumpang dimana saja sehingga menghambat jalannya lalulintas, dan sebagainya. Ini meningkatkan tindakan cepat dan konsisten sehingga orang tidak berpikir dan merasa bahwa tindakan mereka tidak sesuai dengan aturan bahkan menjadi tindakan kebiasaan sehingga mereka tidak sadar bahwa tindakan mereka adalah salah dan menjadi masalah dalam masyarakat. Akhirnya, itu menjadi masalah sosial laten.

3.      Membuang Sampah sembarangan
Sama seperti halnya masalah kemacetan lalulintas, orang tidak berpikir dan merasa bahwa tindakan membuang sampah sembarangan itu merupakan tindakan yang tidak sesuai dengan aturan bahkan dengan membuang sampah sembarangan lama kelamaan akan membuat alam menjadi rusak dan mengakibatkan bencana banjir yang akhirnya semua orang terkena dampaknya. Dan yang demikian merupakan masalah social yang sulit untuk diatasinya dan termasuk kedalam masalah laten social.
Oleh karera itu, untuk menanggulangi atau untuk mencari solusi masalah laten social itu berangkat dari diri kita masing-masing, bagaimana cara menyadari kesalahan-kesalahan yang menyimpang pada aturan-aturan juga yang dapat menyebabkan masalah bagi masyarakat yang lainnya (masalah social). Untuk sekarang kita harus bisa menjaga dan menjauhkan diri dan hati dari kebiasaan-kebiasaan yang buruk yang dianggap kita itu semua perbuatan yang tidak menyalahi aturan-aturan.